Jumat, 10 Maret 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS : MANAJER STRATEGIS DAN PEMERIKSAAN STRATEGIS




 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS : MANAJER STRATEGIS DAN PEMERIKSAAN STRATEGIS

MAKALAH
diajukan sebagai salah satu tugas dalam menempuh Matakuliah Kebijakan Bisnis






Oleh :

Feralldi Insan P                        (140910202005)
Ana Setyani                              (130910202006)
Ainur Rofi                                (140910202009)
Lilis Dwi Irawati                      (140910202011)
Nadya Hanum L                      (140910202012)




PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2016
 

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah yang berjudul PENGAMBILAN KEPUTUSANSTRATEGIS : MANAJER STRATEGIS DAN PEMERIKSAAN STRATEGIS yang sengaja ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Bisnis Universitas Jember. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Dosen Pengampu Mata Kuliah Kebijakan Bisnis yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, dan bimbingan kepada penulis.
2.       Teman-teman jurusan ilmu administrasi bisnis, yang telah memberi dukungan, dan saran kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.






Jember, 17 September 2016




                                                    Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................ 5
1.2  Rumusan Masalah........................................................................... 6
1.3  Tujuan.............................................................................................. 6
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Strategi..................................................... 7
2.2 Pengertian Keputusan..................................................................... 9
2.3 Ciri-ciri Keputusan Strategis.......................................................... 9
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Dewan Komisaris Perusahaan..................................................... 11
3.1.1 Tanggung Jawab Dewan.......................................................... 11
3.1.2 Peran Dewan Dalam Manajemen Strategis.............................. 12
3.1.3 Keanggotaan Dewan............................................................... 12
3.1.4 kodeterminasi........................................................................... 13
3.1.5 Pencalonan dan Pemilihan Anggota Dewan............................ 14
3.1.6 Organisasi Dewan.................................................................... 14
3.1.7 tren dalam Fungsi Perusahaan................................................. 15
3.2 Manajemen Puncak....................................................................... 16
3.2.1 Tanggung Jawab Manajemen Puncak...................................... 16
3.2.2 Karakteristik Tugas-Tugas Manajemen Puncak....................... 18
3.2.3 Cara Perumusan Strategi.......................................................... 19
3.2.4 Pentingnya Keahlian Konseptual dalam Manajemen
Strategis................................................................................... 21
3.3 Pemeriksaan Strategis: Membantu Pengambilan Keputusan... 22
BAB 4 KESIMPULAN.................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 26
BAB 1. PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Di zaman modern tugas manajer bukan hanya mengelola aktivitas internal perusahaan tapi juga harus menaggapi berbagai tantangan yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan, seperti pesaing, sumber daya yang semakin langka, badan pemerintah dan berbagai peraturannya, konsumen yang seleranya cepat berubah, kondisi ekonomi dan sosial, prioritas politik, dan perkembangan teknologi yang harus diantispasi, dimonitor, dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Untuk menangani segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisasi secara efektif, manajer melakukan proses manajemen secara optimal di lingkungan yang kompetitif dengan memaksimalkan antisipasi terhadap perubahan lingkungan.
Tujuan perusahaan akan tercapai dengan cara menyempurnakan proses-proses manajemen terutama dalam “perencanaan jangka panjang”, “perencanaan, pemrograman dan penganggaran”, serta “kebijakan bisnis” digabungkan dengan peramalan lingkungan serta pertimbangan eksternal dalam merumuskan dan mengimplementasikan rencana. Pendekatan menyeluruh ini dikenal sebagai manajemen strategi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi  dan dilaksanakan oleh CEO  serta tim eksekutif perusahaan tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan perusahaan, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam perusahaan. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. seorang manajer harus dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan keputusan yang bersifat strategis. Keputusan strategis merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya manajemen puncak saja yang ikut berpengaruh terhadap keputusan strategis perusahaan tetapi juga dewan komisaris perusahaan. Dewan komisaris perusahaan dan manajer puncak merupakan bagian dari manajer strategis dari sebuah perusahaan. Untuk itu perlu kordinasi yang baik dari para manajer strategis tentang peran dan tanggung jawabnya. Sehingga mereka bersama-sama dapat melakukan pemeriksaan strategis untuk mengevaluasi jalannya perusahaan.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah :
1.2.1        Bagaimana peran dewan komisaris perusahaan ?
1.2.2        Apa saja tanggung jawab dan tugas  manajemen puncak ?
1.2.3        Bagaimana cara melakukan pemeriksaaan strategis ?

1.3    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1        untuk mendefinisikan peran dewan komisaris perusahaan
1.3.2        Untuk mendeskripsikan tanggung jawab dan tugas manajemen puncak
1.3.3        Untuk menjelaskan cara melakukan pemeriksaan strategis


BAB 2. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah seni dan ilmu  penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah pernyataan para ahli tentang manajemen strategi.
Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. Grant, 2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV). Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.
David 2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat lima hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
1.    Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
2.    Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
3.    Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
4.    Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
5.    Manajemen Strategi memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah organisasi.

2.2 Pengertian Keputusan
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Berdasarkan tingkat kepentingannya keputusan dibagi menjadi tiga kategori (Daihani, 2001), yaitu:
1.    Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh manajemen atas.
2.    Keputusan Administratif / Taktik
Keputusan Administratif / Taktik adalah keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik). Keputusan ini diambil oleh manajemen menengah.
3.    Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen bawah
2.3 Ciri-Ciri keputusan strategis
Ciri-ciri Keputusan Strategik (Nisjar, Karhi dan Winardi ; 1997) :
1.      Keputusan-keputusan strategik pada umumnya berkaitan dengan skope dari aktifitas sesuatu organisasi. Timbullah pertanyaan di sini: “Apakah kirannya organisasi yang bersangkutan memusatkan perhatiannya pada satu bidang aktifitas saja, ataukah perlu ia memiliki aneka macam bidang aktifitas?”
2.      Strategi berkaitan dengan upaya menyesuaikan (matching) aktifitas-aktifitas organisasi dengan lingkungan di mana ia beroperasi. Misalnya persaingan luar negeri merupakan salah satu perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi sesuatu organisasi.
3.      Strategi juga berhubungan dengan tindakan dan upaya menyesuaikan aktifitas-aktifitas organisasi yang bersangkutan dengan kemampuan sumberdayanya.
4.      Strategi bukan hanya sekedar menghadapi ancaman lingkungan dan memanfaatkan peluang karena lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan upaya menyesuaikan sumber-sumber daya keorganisasian dengan ancaman dan peluang tersebut.
5.      Keputusan-keputusan strategik sering kali menimbulkan implikasi-implikasi serius terhadap sumber daya sesuatu organisasi. Misalnya perusahaan-perusahaan mobil sudah banyak menggunakan tenaga robot agar mereka tetap dapat bertahan dalam persaingan mobil.
6.      Keputusan-keputusan strategik besar kemungkinan mempengaruhi keputusan-keputusan operasional.
7.      strategi suatu organisasi bukan saja akan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan, dan ketersediaan sumber-sumber daya, tetapi akan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan harapan-harapan pihak yang memiliki kekuasaan dalam organisasi yang bersangkutan.
8.      keputusan-keputusan strategik kiranya akan mempengaruhi arah jangka panjang suatu organisasi.





BAB 3. PEMBAHASAN


3.1 Dewan komisaris Perusahaan
            Pada dekade belakangan ini para pemegang saham dan berbagai kelompok yang berkepentingan (stakeholder), mempunyai pertanyaan serius mengenai peran dewan komisaris dalam proses mengelola perusahaan. Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT). Di Indonesia Dewan Komisaris ditunjuk oleh RUPS dan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan oleh National Association of Corporate Direction, misalnya mengungkapkan hampir separuh pemegang saham dalam jajak pendapat, percaya bahwa para direktur akan mengabaikan kepentingan pemegang saham dalam pertimbangan untuk melakukan merger.
3.1.1 Tanggung Jawab Dewan
     Hukum dan standar yang menetapkan tanggung jawab dewan komisaris berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya. Syarat-syarat khusus untuk direktur sangat beragam, tergantung negara tempat aturan perusahaan dikeluarkan. Namun demikian, konsensus seluruh dunia setuju bahwa tanggung jawab utama dewan perlu dikembangkan. Wawancara yang dilakukan terhadap 200 direktur dari delapan negara (kanada, perancis, jerman, finlandia, swiss, belanda, inggris dan Venezuela), mengungkapkan lima perjanjian utama tanggung jawab dewan komisaris, didaftar urut dari yang paling penting :
1.    Menentukan strategi perusahaan, seluruh arah, misi atau visi
2.    Suksesi memilih dan memberhentikan CEO dan manajemen puncak
3.    Mengendalikan, memonitor, atau mengawasi manajemen puncak
4.    Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya dan
5.    Memperhatikan kepentingan pemegang saham
Secara hukum, dewan dibutuhkan untuk mengatur urusan-urusan perusahaan dan bukan mengelolanya. Dewan diikat oleh hukum untuk dapat mengatur dengan hati-hati (kadang-kadang disebut juga dengan tekun).

3.1.2 Peran Dewan dalam Manajemen Strategis
       Dalam hal manajemen strategis dewan komisaris dapat melakukannya dengan menyelesaikan tiga tugas dasar.
a.       Memonitor : dengan melakukan tindakan melalui komite, dewan dapat terus mengikuti perkembangan di luar dan di dalam perusahaan. Dengan demikian, manajemen dapat memberikan perhatian pada pengembangan perusahaan yang mungkin terlupakan. Minimal dewan harus dapat menyelesaikan tugas tersebut.
b.      Mengevaluasi dan mempengaruhi : dewan dapat memeriksa proposal, keputusan, dan tindakan manajemen, setuju atau tidak setuju dengan mereka, memberikan nasihat dan saran dan garis besar bebagai alternative. Banyak para dewan aktif  yang juga melakukan ini sebagai tambahan dari tugas memonitor aktivitas manajemen.
c.       Memulai dan menetapkan : dewan dapat menggambarkan misi perusahaan dan menetapkan pilihan-pilihan strategis kepada manajemen. Hanya para dewan yang aktif yang akan melakukan hal ini sebagai tambahan dari dua tugas sebelumnya.
Dewan yang sangat terlibat akan menjadi sangat aktif. Mereka akan melakukan tugas untuk memonitor, mengevaluasi dan mempengaruhi serta memprakarsai dengan serius, mereka akan memberikan nasihat ketika diperlukan dan menjaga manajemen tetap siap siaga.

3.1.3 Keanggotaan Dewan
       Dewan komisaris dari sebagian besar perusahaan milik publik terdiri dari direktur dalam dan luar. Direktur dalam (direktur manajemen) biasanya karyawan dan para eksekutif yang diperkerjakan oleh perusahaan. Direktur luar mungkin adalah eksekutif yang berasal dari perusahaan lain dan bukan karyawan perusahaan. Mayoritas direktur dari dalam terdiri dari CEO, COO dan presiden serta wakil presiden dari divisi operasi utama atau unit fungsional.

3.1.4 Kodeterminasi
       Penelitian pada 14 perusahaan di AS dengan pekerja-pekerja yang ada di dewan menunjukkan bahwa “wakil dewan dari pekerja tidak menjamin bahwa para pekerja akan memperoleh peran yang efektif dalam proses pengelolaan organisasi”. kebutuhan untuk bekerja bagi perusahaan secara keseluruhan dan pada saat yang sama mewakili pekerja dalam dewan, dapat menciptakan konflik dan tekanan antara direktur dan pekerja, sehingga menurunkan efektivitas mereka. 
Dewan yang Saling berpautan (Interlocking Directorate)
Dewan yang sebagian besar terdiri dari direktur dari luar tidak lebih obyektif dibanding yang sebgian besar terdiri dari deriktur dari dalam. CEO mencalonkan pimpinan eksekutif dari perusahaan lain untuk menjadi anggota dewan dalam rangka pertukaran informasi penting dan sebagai jaminan stabilitas hubunga pasar. Interlocking terjadi karena perusahaan besar mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan lain; perusahaan lain, sebaliknya ,mempunya pengendalian yang lebih terhadap input dan pasar perusahaan. Interlocking directcrate juga merupakan metode yang berguna untuk mendapatkan informasi dari dalam mengenai lingkungan yang tidak pasti dan mendapatkan tujuan keahlian mengenai strategi dan taktik potensial.
Teori Kunci : Aplikasi Teori Agency Untuk Penyelenggaran Perusahaan
Teori  agency mengutamakan analisis dan usahau ntuk memecahkan 2 masalah yang terjadi dalam hubungan antara pemilik dengan agen (management puncak). yang pertama adalah masalah agency yang muncul jika (a) keinginan atau tujuan pemilik dan agen bertentangan, atau (b) membuktikan bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh agen adalah sulit dan mahal bagi pemilik. Yang kedua adalah masalah resiko bersama yang meningkat jika pemilik dan agen memiliki sikap yang berbeda dalam menghadapi resiko itu. Karna itu teori agency menyatakan bahwa untuk menyamakan berbagai ke pentingan antara agenda  pemilik serta untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan management puncak sebaiknya memiliki tingkat kepemilikan yang signifikan dalam perusahaan, dan atau mempunyai bantuan keuangan yang kuat dalam kinerja jangka panjangnya.

3.1.5 Pencalonan Dan Pemilihan Anggota Dewan
Biasanya CEO perusahaan akan memutuskan siapa yang akan dipanggil untuk menjadi anggota dewan dan hanya meminta perstujuan dari pemegang saham. Kriteria utama yang digunakan oleh kebnyakan CEO dalam pencalonan anggota dewan dalam kecocokan dengan CEO, dan anggota akan memberikan wibawa bagi dewan. CEO sebaiknya tidak diijinkan mengendalikan dan secara bebas pencalonan direktur. CEO sebaiknya memilih hanya anggota dewan yang menurut pendapat CEO, tidak akan mempersoalkan atau mengganggu kebijakan dan operasi perusahaan. Jadi, anggota dewan bertanggung jawab kepada management yang bertugas untuk mengatur. Akibatnya, kecenderungan komite dewan khusus untuk mencalonkan anggota dewan baru dari luar untuk dipilih oleh para pemegang saham, semakin meningkat.

3.1.6 Organisasi Dewan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi, sesuai dengan undang-undang Negara, menentukan ukuran dewan. Walaupun beberapa Negara mengharuskan jumlah minimum anggota dewan, sebagian besar perusahaan leluasa dalam menentukan dalam ukuran dewan. Menurut penelitian Korn / Ferry International pada tahun 1992, rata rata perusahaan besar milik public mempunyai 12 directur (3 dari dalam dan 9 dari luar), tahun-tahun sebelumnya kurang dari 5. Rata-rata dari dewan perusahaan milik swasta berkurang kecil dan menengah mempunyai anggota 7 sampai 8.
Sebagian besar dewan efektif menyelesikan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan menggunakan komite-komite. Walaupun komite tidak mempunyai tugas legal, kecuali dijabarkan dalam anggaran rumah tangga, kebanyakan anggota komite diberi kekuasaan penuh untuk bertidndak sesuai dengan kewenangan dewan diantara pertemuan-pertemuan dewan. Bidang tipikal komite adalah eksekutif, pemeriksa, kompensasi, keungan, dan pencalonan komite. Komite eksekutif dibentuk dari direktur local yang dapat bertemu diantara pertemuan antar dewan untuk menghadapi keadaan yang harus diselesaikan secara cepat. Komitebertindak sebagai kepanjangan dari dewan, dan konsekuensinya mereka memiliki kewenangan yang hampir tidak dibatasi dalam bidang-bidang tertentu.

3.1.7 Tren dalam Fungsi perusahaan
      Pada masa mendatang, dewan komisaris pasti akan memainkan peran besar yang lebih aktif. Dalam bidang manejemn strategis perusahaan. Namun, perubahan mungkin akan terjadi secara evolusiner daripada revolusioner. Berikut ini beberapa kecenderungan yang ada saat ini yang kemungkinan besar akan terjadi:
1.    Kelembagaan investor, seperti dana pensiun, dana bersama, akanmemberikan tekanan yang meningkat kepada manejemen puncak untuk memperbaiki kinerjanya.
2.    Pemegang saham akan meminta direktur dan manajemen puncak yang memegang saham dengan kinerja perusahaan,
3.    Direktur non-menejemen atau pihak luar akan terus meningkatkan jumlah sahamnya dan kekuasaannya pada perusahaan milik publik agar CEO melepaskan kekuasaannya kepada dewan
Pentingnya Dewan Komisaris:
Dewan komisaris sebaiknya membantu mencapai keseimbangan (antara tingkat kebebasan yang diperlukan bisnis agar menguntungkan dan kebutuhan masyarakat untuk menjaga lembaga dan kebebasan lain) dalam tajun-tahun ke depan. Semakin lama masyarakat akan mengharapkan dewan mampu menyeimbangkan pencapaian tujuan ekonomi perusahaan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang lebih luas.


3.2 Manajemem Puncak
CEO perusahaan biasanya melakukan fungsi manajemen puncak dalam koordinasi dengan COO atau presiden, wakil presiden eksekutif, dan wakil presiden devisi dan fungsi. Pemahaman tentang menejemen puncak merupakan hal penting dalam mempelajari manejemn strategis. CEO tidak hanya memiliki pengaruh kuat terhadap arah strategis perusahaan, tetapi mereka secara langsung juga mempengaruhi kinerja perusahaan melalui tindakan dan pernyataan mereka.

3.2.1 Tanggung Jawab Manejemen Puncak
1.    memenuhi Peran Utama
Tingkat kepentingan pada setiap peran dan jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap peran sangat bervariasi dari satupekerjaan ke pekerjaan lainnya.
a.    Tokoh kepemimpinan: bertindak sebgai pemimin legal dan simbolis dan melakukan kewajiban sosial
b.   Pemimpin: memotivasi, mengembangkan dan memberi petunjuk kepada bawahan, bertindak sebagai modal peran, memberikan visi misi untuk masa depan
c.    Penghubung: memelihara kontak jaringan dan sumber-sumber informasi dengan orang-orang penting dalamlingkungan kerja, aktif di asosiasi perdangan indstri, bermaingolf dengan CEO lain
d.   Monitor: Mencari dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk dapat memahami perusahaan dan lingkungannya
e.    Penyebar: meneruskan informasi untuktim manjemen puncak lainnya, mengkomunikasikan rencana strategus
f.    Juru bicara: meneruskan informasi kepada kelompok-kelpompk utama dan orang-orang dalam lingkungan kerja
g.   Wirausaha: meneliti proyek-proyek perusahaan dan lingkungannya untuk memperbaiki produk, proses, prosedurdan struktur,
h.   Penanganan Gangguan: melakukan tindakan perbaikan pada saat terjadi masalah atau krisis
i.     Pengalokasi sumber Daya: mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan membuat dan menyetujui keputusan
j.     Negosiator: mewakili perusahaan dalam negoisasi perjanjian penting
2.    Memberikan Kepentingan Eksekutif
Kepeminpinan eksekutif penting karena berpengaruh terhadap perusaan secara keseluruhan. CEO dengan pemahaman misi yang baik sering dirasa sebagai pemimpin yang dinamis dan berkarisma. Pemimpin yang membangkitkan rasa hormat dan mempengaruhi perumusan dan impelementasi stategi memiliki tiga kerakteristik dasar,yaitu:
a.    CEO Menetapkan tujuan utama
b.   CEO Memberikan peran bagi yang lain untuk berpihak dan mengikuti
c.    CEO Mengkomunikasikan standar kerja yang tinggi
3.    Mengelola Proses perencanaan strategis
Manjemen puncak harus memulai dan mengelola proses perencanaan strategis. Untuk menetapkan misi perusahaan, menggambarkan tujuan perusahaan, dan merumuskan strategi dan tujuan perusahaan yang tepat, diperlukan tinjauan dalam jangka panjang.
          Untuk menyelesaikan tugas-tugas, manejemen punvak harus menggunaka informasi yang disediakna oleh tiga kelompok kunci dalam perusahaan, yaitu:
a.    Staf perencanaan starategis
b.   Manajer divisional atau SBU, dengan bantuan sisten staf perencanaan strategis dan masukan dari manajer produk, melakukan funsi perencanaan strategis untuk setiap devisi.
c.    Manajer departemen fungsional, melaporkan secara langsung kepada manajer divisional dalam perusahaan multidivisi atau kepada manajemen puncak.

3.2.2 Karakteristik Tugas-Tugas Manajemen Puncak
Tugas-tugas manajemen level puncak mempunyai dua karakteristik yang membuatnya berbeda dari tugas-tugas manajerial lainnya. Pertama, sedikit saja dari tugas tersebut yang berlangsung terus menerus. Walaupun para manajer jarang bekerja dengan tugas ini sepanjang hari, tetapi tanggung jawab mereka selalu ada. Tugas tersebut krusial, seperti memilih orang yang akan memimpin divisi baru. Menggaris bawahi hal tersebut, Mintzberg melaporkan bahwa aktivitas sebagian besar eksekutif dicirikan dengan tangkas, bervariasi, dan berfragmentasi” separuh dari aktivitas-aktivitas yang diobservasi diselesaikan dalam waktu kurang dari sembilan menit, dan hanya sepersepuluh memerlukan waktu lebih dari satu jam. Akibatnya, manajer-manajer jarang dapat atau bersedia meluangkan banyak waktunya untuk suatu hal pada satu sesi.
Karakteristik kedua dari tugas manajemen puncak adalah tugas itu membutuhkan kapabilitas dan tempramen. Beberapa tugas  memerlukan kemampuan untuk menganalisis dan menimbang-nimbang secara hati-hati berbagai alternatif tindakan. Beberapa tugas memerlukan kepedulian dan minat terhadap orang-orang dan yang lainnya membutuhakan kemampuan untuk mempunyai ide abstrak, konsep, dan perhitungan-perhitungan.
Dengan adanya dua karakteristik tugas tersebut, maka manajer puncak kembali menghadapi pekerjaan fungsional perusahaan. Karena aktivitas-aktivitas mereka tidak terus-menerus, maka orang-orang dalam manajemen puncak sering memiliki waktu kosong tanpa direncanakan. Mereka cenderung melakukan pekerjaan sehari-hari dalam pemanufakturan, pemasaran, akuntasi, rekayasa, menghadapi krisis yang mungkin ditangani dengan lebih baik oleh manajer pada level yang lebih rendah.
Tugas tersebut juga membuat manajer puncak cenderung merasakan hanya aspek dan tanggung jawab fungsi mereka yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan temperamen mereka. Dan jika dewan komisaris gagal membuat pernyataan eksplisit mengenai apa yang dianggap sebagai tanggung jawab dasar dan aktivitas-aktivitas manajemen puncak, maka manajemen puncak akan merasa bebas untuk menentukan tugas mereka sendiri. Oleh karena itu, tugas-tugas penting dapat diabaikan sampai terjadi krisis.

3.2.3 Cara Perumusan Strategi
Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, H. Mintzberg mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan stafnya dalam perumusan Strategi. Mintzberg menyebutkan tiga cara dasar: pengusaha, adaptif, dan perencanaan.
1.      Cara wirausaha : Satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua. Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh, dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah pertumbuhan perusahaan; Bill Gates, pendiri dan Chairman Microsoft Corporation, mewujudkan cara perencanaan strategis ini. Perusahaan mencerminkan visinya dalam industri PC: Walaupun misi Microsoft jelasdaya saing, keuletan, dan percaya diri dalam teknologi yang berasal dari Gates mendukung cara wirausaha, kecenderung memperkenalkan  produk sebelum produk siap merupakan kerugian signifikan. “Microsoft adalah operasi yang duduk dan terengah-engah“ komentar Michael Swavely, Presiden Compaq Computer untuk wilayah operasi Amerika Utara.
2.      Cara adaptif : Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi,” dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di universitas, rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah, dan yang mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.
3.      Cara perencanaan: Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan strategi. Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan. Seperti yang diuraikan di bagian "Sorotan Perusahaan: Maytag Corporation” pada halaman 50, Maytag sekarang menggunakan cara perencanaan dalam ' perumusan strateginya Setelah menyadari perubahan yang berlangsung di industri alat-alat rumah di AS dan di seluruh dunia, manajemen puncak Maytag dengan sengaja memilih untuk mengubah perusahaan dari produser ceruk untuk alat-alat cuci berkualitas tinggi ke pesaing global.
Dalam cara wirausaha, manajemen puncak percaya bahwa lingkungan merupakan kekuatan yang dapat digunakan dan dikendalikan. Dalam cara adaptif, manajemen menganggap bahwa lingkungan _ terlalu kompleks untuk dimengerti sepenuhnya. Dalam cara perencanaan, manajemen berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistematik terhadap lingkungan dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk mempengaruhi lingkungan bagi keuntungan perusahaan. Penggunaan cara perencanaan khusus mencerminkan persepsi manajemen puncak terhadap lingkungan perusahaan. Penggolongan manajemen puncak perusahaan menurut tiga cara perencanaan tersebut, (memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan, untuk mengetahui cara apa yang paling cocok.
Dalam beberapa hal, perusahaan menggunakan pendekatan yang disebut inkrementalisme logik (logical incrementalilsm), yang merupakan perpaduan dari cara perencanaan, adaptif dan sedikit perluasan cara Wirausaha Menurut J.B. Quinn, manajemen sebaiknya mempunyai ide yang layak dan jelas mengenai misi dan tujuan perusahaan, tetapi dalam pengembangan strateginya, memilih untuk menggunakan “proses interaktif di mana" organisasi melihat masa yang akan datang, melakukan eksperimen, dan belajar dari sebagian (inkremental) komitmen daripada melalui perumusan global dari keseluruhan strategi.  Pendekatan tersebut akan menjadi lebih berguna ketika lingkungan berubah secara cepat, dan sebelum melakukan strategi khusus untuk perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu membuat konsensus serta mengembangkan sumber daya yang diperlukan.

3.2.4 Pentingnya Keahlian Konseptual dalam Manajemen Strategis
 Manajer puncak menghadapi paradoks manajemen strategis. Manajer puncak bertanggung jawab mempertahankan efisiensi organisasi dan stabilitas internal untuk memperoleh aliran laba yang dapat diramalkan. Di lain sisi mereka harus dapat melakukan perubahan organisasi secara cepat ketika tekanan eksternal mengakibatkan adanya ancaman atau kesempatan baru. Sayangnya, eksekutif yang berhasil membuat perusahaan menggunakan sumber daya dengan sangat efisien, mungkin juga'membuat perusahaan menjadi pasif dan kurang siap menghadapi perubahan lingkungan yang radikal. Sebaliknya, manajer puncak yang berhasil membuat perusahaan mereka fleksibel dan responsif terhadap tantangan lingkungan baru, tidak menjamin kelangsungan hidup perusahaan jika mereka mengabaikan tanggung jawab mereka untuk mempertahankan kinerja yang efisien dalam menghadapi tekanan persaingan. Diperlukan bauran keahlian manajerial untuk menyeimbangkan prioritasprioritas yang kelihatannya bertentangan.
Robert L. Katz menyatakan bahwa efektivitas manajemen tergantung pada ' ketepatan bauran tiga keahlian dasar : teknis, manusia, dan konseptual.
1.      Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu; terdiri dari kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk menyelesaikan tugas-tugas organisasional.
2.      Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dan bekerja dengan orang; terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai sasaran.
3.      Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan.: terdiri dari kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.
Katz lebih jauh menyatakan bahwa bauran optimal dari ketiga keahlian tersebut bervariasi menurut tingkat-tingkat perusahaan. Pernyataan itu didukung oleh hasil penelitian 300 presiden pada daftar Fortune untuk 50 bank, asuransi, sarana umum, dan pengecer, dan 100 perusahaan industrial top. Kebutuhan akan keahlian teknis menurun dan kebutuhan akan keahlian konseptual meningkat jika orang bergerak dari supervisi lini pertama ke manajemen puncak. Transisi, terutarna dari keahlian teknis ke keahlian konseptual sangatlah penting ,karena tugas konseptual yang dilakukan oleh eksekutif organisasi merupakan jantung penyusunan.

3.3 Pemeriksaan  strategis : Membantu pengambilan keputusan strategis
pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Beberapa kerangka kerja pemeriksaan strategis yang saling berhubungan :
1.    Evaluasi hasil kinerja perusahaan saat ini
Yang dilihat dalam hal :
-   Tingkat pengambilan investasi,profitabilitas,dan sebagainya
-   Misi,tujuan stratrgi,dan kebijakan saat ini
2.    Pemeriksaan dan evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan
Yang dimaksud manajer strategis perusahaan yaitu
-   dewan komisaris
-       Manajemen puncak
3.    Pengamatan lingkuan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis yang merupakan kesempatan dan ancaman
4.    Pengamatan lingkungan internal perusahaan untuk mencari faktor-faktor strategis yaitu kekuatan dan kelemahan
5.    Menganalisis faktor-faktor strategis (SWOT) untuk menunjukkan dengan cepat masalah yang ada dan meninjau kemudian merevisi misi dan tujuan (jika diperlukan)
6.    membuat,mengevaluasi,dan menyeleksi strategi alternatif terbaik berdasarkan analisis yang dilakukat di langkah ke 5
7.    mengimplementasi  strategi yang dipilih dengan membuat program, anggaran, dan prosedurnya
8.    mengevaluasi strategi yang telah diimplementasikan dengan menggunakan sistem umpan balik dan mengendalikan berbagai aktivitas untuk memastikan adanya penyimpangan minimal dari mereka rencanakan.
          Pemeriksaan strategis membuat pelaksanaan proses pengambilan keputusan strategis. Pemeriksaan tidak hanya menjelaskan bagaimana tujuan,strategi,dan kebijakan dirumuskan sebagai keputusan strategis ,tetapi juga bagaimana hal itu diimplementasi, dievaluasi ,dan dikendalikan dengan program,anggaran,dan prosedur. Oleh karena itu pemeriksaan strategis memampukan manajer memahami cara yang lebih baik dimana berbagai wilayah fungsional saling berhubungan dan interpenden,dan cara dimana mereka memberikan kontribusi untuk mencapai misi perusahaan. Dengan demikian pemeriksaan strategis berguna bagi dewan komisaris dan manajemen puncak yang pekerjaannya adalah mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.


BAB 4. KESIMPULAN


          Manajemen strategi adalah seni dan ilmu  penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Keputusan-keputusan yang dilakukan oleh manajemen strategi adalah keputusan strategis. Keputusan strategis merupakan keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh manajemen puncak.
Fungsi manajemen puncak pada perushaan dimiliki oleh  CEO dan biasanya berkoordinasi dengan COO atau presiden, wakil presiden eksekutif, dan wakil presiden devisi dan fungsi. CEO tidak hanya memiliki pengaruh kuat terhadap arah strategis perusahaan, tetapi mereka secara langsung juga mempengaruhi kinerja perusahaan melalui tindakan dan pernyataan mereka.
Selain manajemen puncak ada juga Dewan Komisaris. Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT), yang dipilih CEO perusahaan dan disetujui oleh pemegang saham.
Manajemen puncak dan dewan komisaris inilah yang merupakan manajer strategis dalam perusahaan. Dimana salah satu tugasnya adalah melakukan pemeriksaan strategis. Pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan tidak hanya menjelaskan bagaimana tujuan,strategi,dan kebijakan dirumuskan sebagai keputusan strategis ,tetapi juga bagaimana hal itu diimplementasi, dievaluasi ,dan dikendalikan dengan program,anggaran,dan prosedur. Sehingga perlu adanya kerjasama dari manajer strategis perusahaan agar pemeriksaan berjalan dengan lancar sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA


BUKU

 


INTERNET

________. 2013. Konsep-Kosep Dasar Manajeme Strategi. http://arifrohmanmakalahmanajemenstrategi.blogspot.co.id/

Saputra, Dimas. 2015.  Makalah Manajemen Strategi.http://dimaskung.blogspot.co.id/2015/08/makalah-manajemen-strategi.html

Soekatno, Y.M. 2015. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. http://diklat.jogjaprov.go.id/v2/kegiatan/artikel/item/87-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan

Wikipedia. Dewan Komisaris. https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Komisaris

Wikipedia. Manajemen Strategis. https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar